Jumat, 08 Februari 2013

Jawa Dwipa perpaduan budaya jawa dan Hindu


Jawa Dwipa


perpaduan budaya Jawa dan Hindu


Kapan dimulainya hubungan bangsa Hindu dengan bangsa Nusantara,   kita tidak dapat menemukan data yang pasti. Kepulauan Nusantara sejak zaman dahulu merupakan daerah perjalanan pedagang – pedangan antara negeri cina dan India. Berita yang tertua tentang perdagang2 antara negeri Cina dan India. Berita yang tertua tentang perdagangan antara India dan nusantara barangkali tercatat dalam buku Yunani yang ditulis kira2 tahun 70 an. Bukunya berjudul Periplous Tes Erythras Thalasses.


Dalam buku itu dikemukakan bahwa ada 3 bandar di India Selatan yang berdagang dengan negeri Cryse (Negeri Emas). Dalam buku ptolemaus, yang disebut chrisye Chesonesos. Ialah semenanjung , Barousai (Barus) Pulau-pulau sabadeibai dan pulau labadiou yang ibukotanya bernama Agryre (kota Perak).


Memang belum dapat diyakini bahwa yang dimaksud Sabadeibai dan Iabadiou adalah Jawa dwipa(pulau jawa) . Ada seorang penulis yang berpendapat, memang jawa dwipa itu adalah Pulau Jawa yang sekarang, tetapi penulis lain mengira Andalas, karena ptolemaeus mengatakan, bahwa di pulau itu banyak emas. Pendapat lain mengemukakan bahwa tabodiou adalah Semenanjung karena memang daerah itu yang pertama-tama dikenal oleh orang Hindu dan dahulu memang banyak kedapatan emas.

Karena itu pada kira-kira tahun 150 , sewaktu Ptolemaeus mengumpulkan catatan-catatan, orang Hindu sudah mengenal beberapa daerah Nusantara, dan mungkin sudah ada yang menetap di pulau-pulau itu. Mereka rupanya membuat kampung tersendiri. Dari kampung-kampung asing inilah lama kelamaan barang – barang kebudayaan mengalir ke kraton2 sehingga dengan demikian pengaruh Hindu di dalam keagamaan dan ketatanegaraan mulai tampak.

Dalam hal ini golongan Brahmana memegang  posisi yang sangat penting. Juga orang Jawa sendiri berpendapat, bahwa masuknya unsure kebudayaan hindu tidak karena penahlukan yang secara kekerasan, tetapi karena kebijaksanaan. 
Mula-mula kebudayaan itu Hanya tersebar di golongan atas saja, tetapi lambat laun berpengaruh  pula di kalangan rakyat biasa. Dengan demikian timbullah kebudayaan jawa – Hindu  yang mana budaya asli jawa  masih tetap ada, hanya dicampuri atau diperkaya dengan kebudayaan Hindu. Kebudayaan jawa masih mempunyai corak dan motif tersendiri.


0 komentar:

Posting Komentar