Pada saat masuknya Islam Ke jawa Timur kesusastraan daerah itu sudah masuk zaman madya. Perkembangannya yang memang tidak sebesar kesusastraan zaman purba, mungkin karena tidak ada
daerah yang khusus memelihara, semacam untuk kesusastraan purba di bali. hasil karya yang sampai ke kita, kebanyakan sudah dalam bentuk baru . sesuai dengan zamannya masuk kesusastraan madya di jawa Timur banyak sekali dipengaruhi islam, cerita-cerita Persia banyak sekali pengaruhnya. misalnya: cerita-cerita 1001 malam, Amir Hamzah dan sebagainya. memang perlu diketahui bahwa pengaruh zaman purbaperanannya juga masih banyak . Gubahan-gubahan dari mahabharata, Ramayana, misalnya menjadi : Hikayat pandawa lina, hikayat perang pandawa Jaya, Hikayat sri Rama dan sebagainya. suatu sumber zaman purba yang terus berkembang ialah ceritanya'panji' yang semula dari jawa Timur terus berkembang ke Asia Tenggara.
Cerita-cerita hikayat yang digubah dalam bentuk tembang lalu diberi nama syair adalah Arab yang memakai sajak-sajak terdiri dari 4 baris. Pada hakekatnya hikayat ini hanya cerita atau dongen saja. Seringkali keajaiban seorang yang menonjol yang peristiwanya kadang-kadang dianggap tidak masuk akal. meskipun tidak jarang pula berdasarkan peristiwa sejarah, yang lazim diberi nama babad.
jenis berikutnya dalam kesusastraan zaman madya ialah yang disebut suluk, ialah kitab-kitab yang mengemukakan tentang tasawuf , dan pada umumnya bersifat pantheistis. kitab-kitab suluk ini sering dihubungkan dengan salah seorang wali sanga. Selain kitab-kitab suluk ada yang disebut kitab primbon, ialah kitab-kitab yang bercorak kegaiban dan ramalan untuk suatu kejadian. Contoh-contoh beberapa kitab-suluk sebagai berikut : suluk sukarsa. isinya menceritakan seseorang (sukarsa) yang mencari ilmu sejati mencapai kesempurnaan . Suluk wujil, isinya wejangan-wejangan Sunan Bonang kepada Wujil , ialah seorang kerdil bekas pelayan Raja Majapahit. Suluk Malang Sumirang ; menceritakan tentang orang yang telah mencapai kesempurnaan dan bersatu dengan Tuhan.